Pangeran Philip, Bangsawan Dengan Masa Lalu Kelam

 

Pangeran Philip, Adipati Edinburgh dalam sesi foto resmi kerajaan (hellomagazine)


London - Kematian Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II pada Jumat (9/4/2021) lalu, telah menyisakan banyak kenangan bagi keluarga kerajaan dan masyarakat Inggris. 

Dikutip dari BBC, beliau dikenal sebagai sosok bangsawan dengan segudang inovasi dan ide untuk kemajuan masyarakat. Banyak karyanya yang telah membentuk Inggris sebagai bangsa tangguh pasca Perang Dunia II.

Ia juga memiliki kepribadian kuat dan tangguh, serta berkemauan keras. Tak heran, semasa mudanya ia mampu memikat Ratu Elizabeth II hingga menjadi istrinya.

Namun, dibalik gemilang hidupnya, ia memiliki masa lalu yang kelam dan suram. Bahkan, masa mudanya dihantui oleh kesendirian dan kesepian

Keluarga kerajaan yang terasing

Terlahir dari keluarga kerajaan Yunani pada tahun 1921, Pangeran Philip harus hidup dalam pengasingan ketika baru berusia 15 bulan.

Sebuah pemberontakan militer yang terjadi di negaranya berhasil menumbangkan pemerintahan kerajaan. Karena adanya ancaman dan teror terhadap keluarga kerajaan, pemerintah Inggris memutuskan untuk mengirimkan armada untuk menyelamatkan Pangeran Philip dan keluarganya.

Diatas kapal perang Inggris, mereka dibawa menuju Italia.

Namun, tragedi tidak berhenti sampai disana.

Ketika remaja, Pangeran Philip harus kehilangan banyak orang yang dicintainya.

Pangeran Philip ketika remaja tahun 1930-an (Woman's World)

Pada tahun 1930, ia harus berpisah dengan ibunya, yang dirawat karena mengalami Skizofrenia atau gangguan kejiwaan berupa halusinasi.

Sedangkan ayahnya memutuskan untuk pergi ke Prancis dan tinggal bersama wanita simpanannya.

Ketiadaan kasih sayang orang tua membuat Pangeran Philip harus diasuh oleh keluarga Mountbatten, yang merupakan kerabat ibunya di Inggris. 

Kelak, ia juga mengadopsi nama Mountbatten sebagai nama belakangnya untuk mengormati jasa mereka.

Pada tahun 1937, sebuah kecelakaan pesawat menewaskan Putri Cecilie, kakak perempuan Pangeran Philip, beserta suaminya yang merupakan bangsawan asal Jerman.

Cecilie diketahui telah bergabung sebagai anggota Partai Nazi, yang kala itu berkuasa penuh atas Jerman. Ketika Pangeran Philip menghadiri pemakamannya, sejumlah massa berteriak dan menyerukan salam ala Hitler kepada iring-iringan jenazah.

Dalam sebuah wawancara, Pangeran Philip mengungkit kisah masa lalunya yang berat.

"Semua terjadi begitu saja," ucap Pangeran Philip.

"Keluarga saya hancur. Ketika ibu saya sakit, kakak perempuan saya telah menikah. Sedangkan ayah saya sedang berada di Prancis"

"Mau tak mau, saya harus menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Dan itulah yang saya lakukan"