![]() |
Sejumlah orang India tampak sedang membawa barang-barang mereka di bandara Australia (Getty) |
Canberra - Untuk mencegah dampak lonjakan Covid-19 yang terjadi di India, pemerintah Australia baru saja menerapkan larangan masuk bagi orang-orang asal India.
Bahkan, mereka juga mengancam akan memenjarakan siapa saja yang datang dari India, termasuk warga negara Australia sekalipun.
Dikutip dari BBC, peraturan yang mulai diterapkan pada Senin (3/5/2021) lalu tersebut muncul tak lama setelah Australia memutuskan untuk melarang seluruh penerbangan dari India hingga tanggal 15 Mei.
Kebijakan ini menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Sejumlah aktivis bahkan menuduh pemerintah Australia 'rasis' dan melakukan pelanggaran HAM.
Tak hanya itu, PBB juga turut mempertanyakan penerapan hukuman 5 tahun penjara dan denda 66.000 dolar Australia (sekitar Rp 700 juta), yang dianggap tidak masuk akal.
"Dalam pasal 12 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik, yang juga mengikat Australia, disebutkan bahwa tidak ada seorang pun dapat dicabut haknya untuk memasuki negaranya sendiri secara sewenang-wenang," kata Rupert Colville, Juru Bicara Komisi Tinggi HAM PBB.
Menanggapi tuduhan tersebut, Perdana Menteri Australia Scott Morrison membantah telah melakukan pelanggaran HAM.
"Tuduhan yang sama juga dilontarkan untuk melawan pemerintah sekitar setahun yang lalu, ketika kami menutup perbatasan dari China," kata Morrison kepada stasiun radio Sydney.
"Tidak ada politik dan ideologi dalam pandemi. Ini adalah tentang virus, dan sama sekali tidak berkaitan dengan politik," tegasnya.
Sedangkan Wakil Perdana Menteri Australia, Michael McCormack menyebut pihaknya telah menjelaskan secara rinci bahwa "tidak ada yang akan dipenjara karena hal ini"
"Memang perlu ada tindakan keras yang diambil, namun tidak ada seorang pun yang akan dipenjara," kata McCormack kepada ABC News Breakfast.
Pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Anthony Albanese menyebut penanganan pemerintah terhadap masalah ini "sangat berantakan".
"Mengapa anda memberikan pengumuman di tengah malam tentang ancaman hukuman penjara lima tahun, dan besoknya mengatakan kita tidak akan menerapkannya?," kritik Albanese.
Mantan Komisioner Diskriminasi Ras Australia, Tim Soutphommasane juga menyoroti kebijakan pemerintah yang dianggap 'plin-plan dan tidak konsisten'.
"Kami tidak melihat larangan yang sama diterapkan bagi warga Australia yang datang dari Amerika Serikat, Inggris, dan negara Eropa lain, meskipun tingkat penularan dan bahaya kedatangan dari negara-negara itu sangat tinggi," kata Soutphommasane.
Menurut data terbaru, ada sekitar 9.000 warga Australia yang berada di India saat ini.
Nasib Warga Keturunan India
![]() |
Warga Australia dari Etnis India (SBS) |
Masyarakat etnis India, yang berjumlah 2,6% dari total keseluruhan penduduk Australia, merasa 'dikhianati' oleh keputusan pemerintah yang datang tiba-tiba.
Mereka juga terkesan diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua, dan diburu layaknya seorang kriminal.
Sharma, seorang warga India-Australia, saat ini tengah terjebak di kota Kapurthala, India. Ia pergi dari Australia pada tanggal 2 April lalu untuk menghadiri pemakaman ayahnya.
Sejak kebijakan larangan perjalanan dari India, penerbangannya kembali ke Australia pada tanggal 7 Mei telah dibatalkan.
"Ini benar-benar menyakitkan, sebab istri dan anak-anak saya sedang berada di Australia saat ini," kata Sharma kepada SBS.
"Kami adalah warga negara anda. Anda bertanggung jawab terhadap kami. Maka dari itu, jangan telantarkan kami"
Dewan Komunitas India-Australia juga merasa bahwa mereka sedang menjadi sasaran ketidakadilan.
"Ini sangat tidak mencerminkan Australia, dan sama sekali tidak bisa diterima," tegas Mohit Kumar, seorang pejabat di dewan tersebut.
Meski demikian, sejauh ini belum ada seorang pun yang telah dihukum karena melakukan perjalanan dari India.
Sekitar 20.000 warga Australia tercatat telah kembali dari India sejak Maret 2020 silam.
Social Plugin