Sebuah poster propaganda yang menampilkan keunggulan program luar angkasa Cina atas Amerika Serikat | yukoart |
Cina berhasil meluncurkan roket antariksa dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan, Provinsi Gansu, Cina, pada Kamis (17/6)
Roket bernama Shenzhou-12 tersebut membawa tiga astronot Cina, yakni Nie Haisheng (56), Liu Boming (54), dan Tang Hongbo (45) untuk menjalani misi selama tiga bulan di stasiun luar angkasa Tiangong.
Dikutip dari Space Flight Now, Nie Haisheng selaku komandan memimpin timnya masuk ke dalam modul inti Tiangong pada pukul 6:48 pagi waktu Cina.
Setelah memastikan situasi, ketiga astronot menyatakan bahwa mereka telah tiba dengan selamat di dalam stasiun, yang kini masih dalam tahap pembangunan.
Selama tiga bulan itu, dua astronot akan melakukan dua perjalanan luar angkasa berdurasi panjang. Setelah misi ini, tiga pesawat ruang angkasa berawak lainnya dan dua modul laboratorium akan dikirim ke stasiun luar angkasa, dengan tujuan menyelesaikan pembangunannya pada akhir 2022, sebagaimana dilansir CNN.
Tiangong adalah stasiun luar angkasa yang dirancang serta dibangun sepenuhnya oleh Cina. Proyek ini dimulai pada tahun 1992 sebagai lanjutan dari program luar angkasa Cina, yang telah digagas sejak jaman pemerintahan Mao Zedong.
Namun, mereka baru menyelesaikan stasiun luar angkasa pertama mereka pada tahun 2011. Saat ini, Cina tercatat telah berhasil meluncurkan dua stasiun luar angkasa, yakni Tiangong-1 dan Tiangong-2.
Selain demi kepentingan eksplorasi, pembangunan Tiangong juga tidak terlepas dari situasi politik.
Karena kerap bersitegang dengan barat, Cina tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang kini telah dikunjungi astronot dari 200 negara. Hal ini tentu menghambat cita-cita Cina untuk mencapai luar angkasa.
Selama satu dekade terakhir, program antariksa Negeri Tirai Bambu telah berkembang sangat pesat. Mereka mampu meraih pencapaian yang sama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara barat. Cina berhasil mendaratkan rover ke bulan pada Desember 2020, dan ke Mars pada Mei lalu.
Program Tiangong rupanya turut menarik perhatian Rusia. Negara yang juga memiliki hubungan kurang baik dengan barat ini memutuskan untuk meninggalkan ISS, dan membangun stasiun luar angkasa sendiri. Rencananya, stasiun luar angkasa tersebut akan beroperasi pada 2030.
Kejayaan Cina
Keberhasilan dalam membangun stasiun luar angkasa, serta eksplorasi bulan dan Mars dianggap sebagai salah satu simbol kejayaan Cina, yang kini perlahan muncul sebagai adidaya dunia.
Negara komunis berpenduduk 1,3 milyar jiwa tersebut menduduki peringkat kedua perekonomian terbesar di dunia sejak tahun 2010, dan diprediksi akan melampaui AS pada 2030 mendatang, sebagaimana dilansir CNBC.
Menurut Bloomberg Economics, transformasi ekonomi yang dicapai Cina terjadi begitu cepat, sehingga sulit ditiru oleh negara lain, terutama di Asia. Pada tahun 1978, negara ini terkenal karena bencana kelaparan, pemukiman kumuh, serta tingginya angka pengangguran. Tak sampai dua puluh tahun kemudian, ia muncul menjadi raksasa global yang menguasai perdagangan dunia.
Seiring pertumbuhan ekonomi, kota-kota di Cina mengalami pembangunan yang pesat | smartcitiesworld.net |
Karena memiliki jaringan industri yang kuat, pertumbuhan infrastruktur yang cepat, serta tenaga kerja murah, para investor berlomba-lomba menanamkan modal mereka di Cina. Hal ini turut melahirkan dominasi produk Cina atas pasar internasional.
Menurut data Statista tahun 2019, produk manufaktur Cina menguasai 28,7% dari total keseluruhan pasar, membuatnya dijuluki sebagai "Pabrik Dunia".
Pesatnya perkembangan di bidang antariksa menunjukkan tingginya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Cina. Hal ini merupakan buah dari kesuksesan sistem pendidikan, yang berkualitas namun terjangkau bagi seluruh kalangan.
Meski tidak memiliki kerjasama program antariksa dengan negara lain, Kepala Desainer Program Luar Angkasa Cina Zhou Jianping mengatakan pihaknya akan menerima astronot asing di stasiun luar angkasa mereka beberapa tahun mendatang.
"Beberapa negara menyampaikan ketertarikan mereka untuk melakukan hal itu, dan kami akan membukanya di masa depan," kata Zhou, dikutip dari CNN.
Social Plugin