Mencari Asal Usul Covid-19: Cina Larang WHO Periksa Laboratorium Mereka

 

Petugas keamanan melakukan penjagaan di depan laboratorium Institut Virologi Wuhan, Cina | AP Photo

Cina resmi menolak permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan investigasi terhadap laboratorium mereka. 

Investigasi tersebut merupakan bagian dari upaya WHO untuk menelusuri penyebab, serta asal muasal virus SARS-Cov-2, yang telah menyebabkan pandemi Covid-19 selama 1,5 tahun terakhir, sebagaimana dilansir BBC.

Laboratorium tersebut terletak di wilayah tempat kasus pertama Covid-19 teridentifikasi pada Desember 2019.  

Deputi Menteri Kesehatan Cina Zeng Yixin menyebut rencana investigasi WHO "tidak menghormati akal sehat, dan mengabaikan ilmu pengetahuan"

"Kami tidak akan menerima penelusuran asal-usul (Covid-19) seperti itu, dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan ilmu pengetahuan," kata Zeng.

Zeng mengaku terkejut setelah WHO mencantumkan hipotesis bahwa Cina telah melanggar protokol laboratorium, sehingga menyebabkan kebocoran virus selama penelitian.

Pada Januari 2021 silam, tim penyidik WHO sempat mendatangi Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium yang khusus meneliti tentang virus di Wuhan, Cina. Berdasarkan kunjungan tersebut, WHO menyimpulkan sangat tidak mungkin virus itu lolos dari laboratorium Cina.

Namun, kemungkinan tersebut semakin kuat setelah ditemukannya beberapa jurnal penelitian Cina yang memuat eksperimen terhadap virus corona. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Dr Shi Zhengli dan rekan-rekannya. Shi merupakan seorang peneliti di Institut Virologi Wuhan.

Menurut New York Times, Shi beserta timnya menerbitkan laporan berisi percobaan menciptakan virus corona hibrida baru pada tahun 2017. 

Caranya dengan mencampur dan mencocokkan bagian dari beberapa virus yang sudah ada, termasuk satu yang hampir menular ke manusia, untuk mempelajari kemampuan mereka dalam menginfeksi dan bereplikasi di sel manusia.

Dr Shi Zhengli, seorang ilmuwan Iinstitut Virologi Wuhan yang mengadakan penelitian mengenai virus Corona pada 2017 | Mirror

Shi membantah keras semua tuduhan tersebut. Ia menyebut tidak ada bukti bahwa Covid-19 disebabkan oleh kelalaian dalam penelitiannya. Shi juga menyebut kebocoran laboratorium Wuhan merupakan hal yang mustahil.

Namun, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta agar Cina lebih kooperatif, transparan, dan terbuka dalam investigasi mereka.

Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO mengatakan penyelidikan terhadap asal-usul pandemi Covid-19 di Cina terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran wabah disana. 

Pemerintah Cina beralasan, beberapa data tidak dapat sepenuhnya dibagikan dengan alasan untuk melindungi privasi.

"Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ilmuwan Cina, dan benar-benar menelusuri asal usul Covid-19 secara ilmiah, serta menyingkirkan segala bentuk campur tangan politik," tambah Zeng.

Sejak pandemi bergulir, sebanyak 4 juta orang tewas akibat Covid-19 di seluruh dunia. Seiring jatuhnya korban, WHO menghadapi tuntutan internasional agar menelusuri sumber kemunculan virus.

Pada Kamis pekan lalu, Amerika Serikat (AS) mengkritik sikap Cina yang dianggap "berbahaya" dan "tidak bertanggung jawab".

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan akses terhadap laboratorium sangat diperlukan untuk mencegah pandemi di masa mendatang. 

"Ini tentang menyelamatkan kehidupan di masa depan, dan sekarang bukan waktunya untuk menutup diri," terang Psaki.