Insiden serangan pembakaran kereta cepat Shinkansen di Kumamoto, Jepang | Twitter |
Seminggu setelah insiden penusukan kereta Tokyo yang menghebohkan, serangan serupa kembali terjadi di Jepang
Kiyoshi Miyake, seorang pria berusia 69 tahun asal Fukuoka, menyiram lantai kereta cepat Shinkansen dengan cairan mudah terbakar, sebelum akhirnya menyalakan api dan membakar kertas.
Ketika itu, kereta sedang melaju dengan kecepatan tinggi melintasi Prefektur Kumamoto, yang terletak di pulau Kyushu.
Asap langsung memenuhi gerbong nomor tiga, yang mengangkut sekitar 30 penumpang. Setelah sirene darurat menyala, kereta langsung berhenti.
Miyake langsung ditangkap oleh kepolisian Kumamoto di tempat kejadian. Ketika diinterogasi, ia mengaku terinspirasi oleh insiden penusukan yang terjadi di Tokyo seminggu sebelumnya.
Insiden ini langsung menyebabkan terganggunya layanan Shinkansen di Kyushu. Sejumlah perjalanan tertunda hampir 50 menit, sebelum akhirnya beroperasi kembali.
Mulai Marak
![]() |
Peristiwa penyerangan gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo, Jepang pada Maret 1995 | SCMP |
Tren aksi penyerangan di kereta semakin marak di Jepang selama hampir 30 tahun terakhir. Insiden yang paling menggemparkan terjadi pada pertengahan 1990-an.
Pada 20 Maret 1995, sejumlah anggota sekte agama baru Aum Shinrikyo menyerang para penumpang kereta bawah tanah Tokyo menggunakan gas sarin.
Gas sarin merupakan senjata kimia yang ditemukan oleh Nazi Jerman pada akhir 1930-an. Gas ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot paru-paru, jaringan saraf, hingga berakibat kematian.
Serangan ini menewaskan 12 orang, dan 5000 lainnya mengalami cedera atau kecacatan fisik.
Selama dua bulan, pihak kepolisian Jepang berusaha menangkap dalang penyerangan, yakni Shoko Asahara.
Berusia sekitar 40 tahun ketika itu dan memiliki gangguan penglihatan, Asahara merupakan pendiri sekaligus pemimpin tertinggi Aum Shinrikyo.
Selama pengejaran, polisi menemukan rencana mengerikan sekte itu untuk mengancam keamanan Jepang.
Mereka diketahui berniat untuk membeli senjata nuklir dari Rusia, dan menyimpan beberapa ton gas sarin.
Aum Shinrikyo juga membeli beberapa hektar lahan peternakan di Banjawarn, Australia, dan menjadikannya sebagai tempat uji coba gas sarin dan senjata nuklir.
Asahara akhirnya berhasil ditangkap pada 16 Mei 1995, di ruangan rahasia yang terletak di kaki gunung Fuji.
Setelah menunggu selama 13 tahun, Asahara akhirnya dieksekusi mati oleh pemerintah Jepang pada 6 Juli 2018.
Social Plugin