Breaking News: Baru Sebulan Naik, PM Inggris Mundur!

 

PM Inggris Liz Truss mundur setelah 45 hari menjabat | The Japan Times

Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss menyatakan mundur sebagai ketua umum Partai Konservatif pada Kamis (20/10/2022).

Kabar ini tentu sangat mengejutkan, khususnya bagi publik Inggris. Karena bukan lagi ketua Partai Konservatif, Truss harus melepaskan kursi PM yang baru ia duduki selama 45 hari. Menjadikannya PM dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah Inggris.

Truss terpilih pada 5 September 2022, setelah kejatuhan pemerintahan Boris Johnson akibat diterpa berbagai skandal

Tak lama setelah dilantik, Truss menghadapi sejumlah isu besar. Mulai dari pergantian monarki pasca wafatnya Ratu Elizabeth II, tingkat inflasi 100 persen, hingga krisis energi dan biaya hidup yang "melumpuhkan" Inggris sejak dua tahun lalu.


Sejumlah kebijakan langsung diambil untuk menyelamatkan Inggris. Seperti melonggarkan izin pengeboran minyak di Laut Utara, hingga mencanangkan "anggaran mini" (mini budget) untuk memberikan stimulus kenaikan harga energi. Nantinya, anggaran ini dibiayai dengan menambah utang. negara.

Namun, semua langkah tersebut justru blunder. 

Pertama, Truss mengizinkan pengeboran minyak dengan fracking, metode lama untuk menggali ladang bahan bakar baru. Kebijakan ini justru menghambat target Inggris untuk bebas emisi karbon pada tahun 2050.

Kedua, "anggaran mini" yang diajukan Truss bertentangan dengan kebijakan kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Inggris (BoE). Akibatnya, terjadi kekacauan di pasar obligasi, dan mata uang Poundsterling Inggris ambruk ke level terendah.

Masalah belum selesai, Truss kembali membuat publik tepuk jidat. Beberapa waktu lalu, ia sempat berencana melakukan pemotongan pajak besar-besaran demi mengurangi beban rakyat. Langkah ini gagal total, dan nilai Poundsterling pun "hancur lebur", bahkan tak berdaya menghadapi Dolar AS.

Akhirnya, BoE terpaksa melakukan intervensi darurat untuk menyelamatkan pasar obligasi.

Kesalahan fatal yang terus ia lakukan membuat kredibilitas Truss dipertanyakan. Dalam waktu enam minggu, popularitasnya anjlok. Ketidakpuasan terdengar di mana-mana, termasuk dari para menteri dan rekan satu partai.

Tanpa adanya dukungan kuat, posisi Truss pun goyah. Hal itu yang mendorongnya untuk segera mundur dari kursi PM.

"Mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaikan mandat di mana saya dipilih oleh Partai Konservatif. Karena itu, saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk mengumumkan bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif," kata Truss.











Banner iklan disini