![]() |
Pasukan pemberontak Houthi meneriakkan slogan-slogan perjuangan di Yaman (BBC) |
Arab Saudi - Sebuah serangan besar terjadi di fasilitas kilang minyak milik perusahaan Arab Saudi, Aramco yang terletak di Jubail dan Jeddah, Senin (12/4).
Serangan tersebut dilakukan oleh kelompok pemberontak Yaman, Houthi, sebagaimana dilansir CNN.
Hal ini diungkapkan Juru Bicara Kelompok Houthi, Yahya Sarea. Dalam pernyataan resminya, Sarea mengatakan mereka telah meluncurkan 17 drone untuk menghancurkan unit-unit produksi minyak negara tersebut.
Tak hanya itu, mereka juga menargetkan pangkalan militer di kota Khamis Musait dan Jazan, yang terletak di selatan Arab Saudi.
Meski demikian, belum ada konfirmasi apapun baik dari pemerintah Arab Saudi atau Aramco
![]() |
Garis kuning terpasang di lokasi penyerangan kilang minyak Arab Saudi (MEM) |
Jubail adalah kawasan yang sangat penting bagi Arab Saudi. Terletak di pesisir pantai Teluk Persia, kota tersebut merupakan tempat berdirinya kilang minyak terbesar yang dimiliki Aramco.
Dalam sehari, mereka menghasilkan lebih dari 400.000 barrel minyak dari kilang Jubail.
Sedangkan Jeddah memiliki depot yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar warga lokal, setelah penutupan kilang minyak di kota tersebut pada tahun 2017.
Balas Dendam
Serangan tersebut diduga menjadi balasan atas intervensi Arab Saudi dan koalisinya di Yaman, yang dimulai sejak tahun 2015.
Selama tujuh tahun, kelompok Houthi telah berperang melawan pemerintahan Presiden Mansour Hadi, yang didukung oleh PBB, Arab Saudi, dan Amerika Serikat (AS).
Kelompok Houthi sendiri telah menerima dukungan dari Iran dan sekutu-sekutunya, yang dimusuhi oleh Arab Saudi
Sejumlah peralatan tempur, seperti drone dan rudal balistik milik Houthi diduga diberikan oleh Iran.
Keterlibatan Arab Saudi dan Iran telah menyebabkan konflik berkepanjangan di Yaman. Bahkan, PBB menyebut konflik Yaman sebagai "krisis kemanusiaan terburuk di dunia"
![]() |
Sejak konflik melanda, sejumlah kota di Yaman hancur lebur (Getty Images) |
Situasi semakin parah setelah pandemi Covid-19 melanda. Sejumlah rumah sakit tampak kewalahan menangani para pasien, di tengah kerusakan fasilitas kesehatan dan keterbatasan obat-obatan.
Pertempuran yang tak kunjung mereda juga telah menewaskan banyak dokter dan tenaga medis. Jika kondisi ini terus dibiarkan, sistem kesehatan Yaman diperkirakan akan kolaps.
Social Plugin