Memanas! AS Dituding Biayai Eksperimen Virus Corona di Lab Wuhan Sebelum Pandemi

 

Senator AS Rand Paul (kiri), Anthony Fauci, dan Laboratorium Wuhan | Getty Images/ AP /BBC

Amerika Serikat (AS) diduga membiayai eksperimen virus corona di laboratorium Wuhan sebelum pandemi Covid-19, yang menewaskan empat juta orang di seluruh dunia selama setahun terakhir, merebak

Dugaan tersebut mencuat dalam rapat antara Senat AS dengan Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), Dr. Anthony Fauci, pada Selasa (29/7/2021).

Dikutip dari BBC, Senator asal Partai Republik, Rand Paul menuding adanya aliran dana dari pemerintah AS untuk eksperimen virus corona kelelawar di laboratorium Institut Virologi Wuhan, Cina.

Paul mengklaim punya sejumlah bukti yang mampu memperkuat argumen nya. Karena itu, ia menuduh Fauci telah "berbohong dan menyembunyikan fakta"

"Saya pikir penting untuk diketahui bahwa Dr. Fauci memiliki kepentingan pribadi dalam mengaburkan hubungan, dan tanggung jawab atas apa yang dilakukan di laboratorium Wuhan," kata Paul, dilansir Fox News.

"Bukti yang kami presentasikan di komite kemarin menunjukkan bahwa NIH (Institut Kesehatan Nasional AS) mendanai penelitian di Wuhan"


NIH merupakan lembaga pemerintah AS yang menangani penelitian biomedis dan kesehatan publik. Lembaga ini menaungi sejumlah badan riset medis milik negara, termasuk NIAID.

Paul menjelaskan, penelitian yang dilakukan di laboratorium Wuhan adalah gain of function, sebuah eksperimen yang mempelajari infeksi penyakit menular dengan membuat virus menjadi lebih ganas.

"Tak salah lagi, inilah yang mereka lakukan di laboratorium Wuhan. Kami memiliki sejumlah profesor yang mengatakan hal serupa," tambahnya.

Marah disebut sebagai pembohong, Fauci pun membantah tudingan tersebut, dan langsung menyerang Paul.

"Saya tidak pernah berbohong kepada Kongres, dan saya tidak akan mencabut pernyataan itu," tegas Fauci.

Senator AS Rand Paul (kiri), dan Dr Anthony Fauci berdebat panjang dalam rapat bersama Senat AS | NBC

Selama ini, Fauci dikenal sebagai sosok pendiam yang selalu merespon pertanyaan dengan nada datar. Namun untuk pertama kalinya, ia bereaksi keras terhadap lawan bicaranya. Hal ini tentu mengejutkan publik AS.

Meski demikian, Paul terus mencecar Fauci dengan berbagai tudingan.

"Kita tidak tahu apa yang keluar dari dalam laboratorium. Namun, semua bukti menunjukkan bahwa itu (virus corona) berasal dari sana. Maka dari itu, semua yang mendanainya harus bertanggung jawab, termasuk anda," tegas Paul

"Saya benar-benar membenci kebohongan yang anda sebar, senator," balas Fauci.

"Jika anda melihat virus yang digunakan dalam percobaan, sebagaimana tertulis dalam laporan tahunan yang dipublikasikan, secara molekuler mustahil virus-virus tersebut dapat berkembang biak," tegasnya.

Sikap Ambigu Fauci

Dr. Anthony Fauci dalam acara State of the Union | CNN

Dalam rapat tersebut, Fauci terlihat mencoba membantah tudingan Paul. Namun disisi lain, sikapnya seolah membenarkan bahwa eksperimen virus corona di laboratorium Wuhan memang ada.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dokter berusia 80 tahun itu dalam acara State of the Union di stasiun berita CNN, pada Minggu (25/7/2021).

"Itu adalah...proposal yang telah ditinjau dan memiliki tingkat urgensi tinggi. Maka dari itu, penting sekali untuk dilakukan," terang Fauci kepada pembawa acara Jake Tapper.

"(Proposal) itu membantu survei terhadap apa yang terjadi pada populasi kelelawar, karena semua orang ingin tahu sumber asli virus SARS-Cov-1," lanjutnya.

SARS-Cov-1 merupakan virus yang menyebabkan wabah SARS di Cina pada tahun 2003. Virus ini memiliki ciri yang mirip dengan Covid-19, yakni menyerang paru-paru, hingga menyebabkan kegagalan pernapasan.

Selain itu, Covid-19 dan SARS juga berasal dari tipe keluarga virus yang sama, yakni Coronavirus. Karena itu, virus penyebab Covid-19 disebut SARS-Cov-2, yang dapat diartikan sebagai "virus corona SARS tipe 2".

Fauci mengatakan, melakukan eksperimen di Wuhan "sangatlah penting", mengingat Cina merupakan sumber wabah SARS.

NIH diketahui telah menggelontorkan dana sebesar 600.000 dolar AS (Rp 8,6 Miliar) untuk organisasi nirlaba yang terkait dengan laboratorium Institut Virologi Wuhan.

"Jika kita memulai penelitian virus kelelawar di Secaucus, New Jersey, atau Virginia, ini tidak akan memberikan kontribusi apapun," Fauci menegaskan.


Bantah danai gain of function

Dikutip dari BBC, NIH dan organisasi kesehatan EcoHealth Alliance, membantah telah mendanai eksperimen gain of function di laboratorium Institut Virologi Wuhan.

Mereka mengaku hanya mengucurkan anggaran untuk mempelajari virus corona kelelawar yang baru ditemukan, serta protein lonjakan mereka "tanpa merusak lingkungan, dan perkembangan fisiologis organisme".

Salah satu ilmuwan yang berkolaborasi dengan penelitian laboratorium Wuhan tahun 2015 adalah Dr Ralph Baric, seorang virologis asal University of North Carolina.

Dalam pernyataan kepada The Washington Post, Baric mengatakan penelitian yang mereka lakukan telah ditinjau oleh NIH dan komite keamanan biologis universitas "untuk potensi penelitian gain of function". Namun, mereka sama sekali tidak melakukan eksperimen gain of function.

Selain itu, virus-virus yang mereka teliti ketika itu tidak berkaitan dengan SARS-Cov-2, yang menyebabkan pandemi Covid-19.

Sebagai seorang virologis, Baric memang dikenal dengan keahliannya dalam meningkatkan kekuatan virus, sehingga menjadi lebih ganas dan cepat menular.

Akan tetapi, eksperimen tersebut tidak bertujuan untuk menciptakan virus super, melainkan demi mempelajari bagaimana mutasi virus dapat menginfeksi inangnya, termasuk manusia.

Meski demikian, gain of function telah banyak dikritik karena disinyalir dapat menciptakan wabah yang jauh lebih berbahaya.








Banner iklan disini