Serangan kilat berkekuatan besar tersebut membuat pemerintahan Afghanistan pimpinan Presiden Ashraf Ghani kelabakan. Pasukan militer, yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat, justru lari pontang-panting ketika berhadapan dengan Taliban.
Begitu pula dengan Presiden Ghani, yang langsung melarikan diri keluar negeri. Meninggalkan rakyatnya yang berjuang hidup dan mati ditengah serangkaian pengeboman dan baku tembak. Hal ini memicu kemarahan publik. Mereka mulai memanggil Ghani dengan sebutan "pecundang" dan "memalukan".
Lemahnya kekuatan pemerintah membuat Taliban semakin diatas angin. Hanya dalam waktu hitungan minggu saja, sebanyak 12 dari 34 ibukota provinsi telah jatuh ke tangan mereka.
Kemenangan terbaru di Kabul menjadi puncak "perjuangan" mereka untuk menguasai seluruh negeri.
Dikutip dari Detik.com, milisi Taliban berhasil menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan, yang dikenal dengan sebutan Arg, pada Minggu (15/8/2021).
Meski pertempuran terus berlangsung di Kabul, pendudukan di istana kepresidenan berlangsung cukup damai. Kepala Pengamanan Presiden Afghanistan terlihat berjabat tangan dengan komandan Taliban, dan secara resmi mengumumkan penyerahan.
Hal ini kontras dengan masa lalu, dimana perebutan istana selalu diwarnai pertumpahan darah, dan jatuhnya korban jiwa.
Pada tahun 1978, Presiden Mohammad Daoud tewas ditangan pemberontak yang merangsek masuk ke dalam istana. Selang setahun kemudian, Presiden Nur Muhammad Taraki meregang nyawa dalam baku tembak di dalam istana. Penggantinya, Hafizullah Amin juga dieksekusi di istana ketika pasukan Uni Soviet menginvasi Afghanistan.
Muhammadullah Amin, seorang pejabat Afghanistan mengatakan, ia telah diminta untuk bertemu dan mendampingi komandan Taliban, yang bergelar Maulvi.
"Setelah berkomunikasi dengan Maulvi Saheb, saya datang bersamanya dan saat ini berada di Istana Gulkhana," kata Amin, merujuk pada salah satu gedung di kompleks istana, dilansir New York Times.
Amin juga menjelaskan, Presiden Ghani telah meninggalkan istana dengan menggunakan helikopter menuju Bandara Internasional Kabul pada minggu sore. Meski tidak merinci kemana perginya, Ghani diduga kuat lari ke Tajikistan, yang berbatasan langsung dengan negara itu.
Resmi Bubar
![]() |
Komandan Taliban mengadakan konferensi pers di Istana Kepresidenan Afghanistan, Kabul | AP |
Kemenangan Taliban atas Kabul menandai keruntuhan Republik Islam Afghanistan, yang telah berdiri selama hampir 20 tahun.
Dikutip dari TOI, Taliban mengatakan akan segera mendeklarasikan bentuk pemerintahan baru, dengan nama Emirat Islam Afghanistan. Nama tersebut pernah digunakan mereka ketika menguasai Afghanistan pada 1996-2001, sebelum jatuh akibat invasi Amerika Serikat (AS) tahun 2001.
Pemimpin Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar digadang-gadang sebagai kandidat kuat pemimpin Afghanistan yang baru.
"Hari ini adalah hari yang besar bagi rakyat Afghanistan, juga kaum Mujahidin. Mereka telah menyaksikan buah dari perjuangan mereka selama 20 tahun," kata Juru Bicara Taliban, Mohammad Naeem, dilansir Reuters.
Merespon kekhawatiran publik, Naeem menegaskan bahwa pihaknya akan menghormati hak-hak wanita, minoritas, dan kebebasan berpendapat disamping menegakkan hukum syariat Islam. Menurutnya, Taliban menginginkan hubungan yang damai dengan dunia internasional, dan menjalin kerjasama diplomatik bersama negara lain.
"Kami memohon kepada semua negara agar duduk bersama kami, dan membahas sejumlah isu," tambah Naeem.
Mengenai pelarian Ghani, Naeem menyebut pihaknya "tidak menduganya" dan "sangat terkejut".
"Kami siap berdialog dengan semua tokoh masyarakat Afghanistan, dan menjamin keselamatan mereka," ungkapnya.
Social Plugin